Home Headline News Skenario Munas: Bahlil Ketua Umum Golkar dan Gibran atau Jokowi Ketua Dewan...

Skenario Munas: Bahlil Ketua Umum Golkar dan Gibran atau Jokowi Ketua Dewan Pembina

Bahlil Lahadalia yang saat ini menjabat Menteri Investasi, diprediksi akan menjadi Ketua Umum Golkar.

TARGET.ID – Bahlil Lahadalia akan menjadi Ketua Umum DPP Partai Golkar dan Gibran Rakabuming Raka, Wakil Presiden Terpilih, akan menjadi Ketua Dewan Pembina.

Skenario di atas banyak menyebar melalui pesan WhatsApp dan media sosial lainnya. Termasuk di dalamnya dinyatakan Agus Gumiwang Kartasasmita akan menjadi Pelaksana Tugas Ketua Umum Golkar.

Dinyatakan juga Munas Golkar tidak akan digelar Desember 2024, tetapi sebelum pendaftaran pasangan calon kepala daerah 27-29 Agustus 2024.

Fakta yang terjadi, dalam rapat pleno DPP Partai Golkar pada Selasa 13 Agustus 2024 malam, Agus Gumiwang Kartasasmita terpilih menjadi Plt Ketua Umum Golkar. Lewat musyawarah mufakat, tidak melalui voting.

Dalam rapat pleno tersebut juga diputuskan Rapimnas digelar di hari yang sama dengan Munas, yakni pada 20 Agustus 2024.

Bahlil Lahadalia yang saat ini menjabat Menteri Investasi diduga kuat akan menjadi calon tunggal Ketua Umum Golkar dalam munas tersebut.

Ketua Dewan Pembina Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Golkar, Idrus Marham, terang-terangan mengatakan bahwa Bahlil didukung oleh 34 DPD provinsi, dari keseluruhan 38 DPD.

Sedangkan calon kuat lainnya, Agus Gumiwang Kartasasmita, sudah menyatakan dirinya tidak akan maju menjadi calon ketua umum dalam munas tersebut.

Skenario yang beredar di media perpesanan menyebutkan bahwa jabatan Ketua Dewan Pembina Partai Golkar akan diaktifkan kembali.

Dan, ada nama beken yang akan mengisi posisi tersebut. Skenario pertama menyebut, jabatan Ketua Dewan Pembina akan diisi oleh Gibran Rakabuming Raka, anak Presiden Jokowi, yang saat ini berstatus Wakil Presiden Terpilih.

Skenario kedua, jabatan Ketua Dewan Pembina akan diisi oleh Jokowi yang saat ini masih menjabat Presiden RI dan akan lengser pada Oktober 2024.

Pada zaman Soeharto, Ketua Dewan Pembina ini adalah posisi tertinggi di Partai Golkar dan memiliki kewenangan mutlak melampaui kewenangan Ketua Umum.

Jika skenario ini benar-benar terwujud, maka mundurnya Airlangga Hartarto dari kursi Ketua Umum Golkar merupakan karpet merah bagi masuknya Jokowi atau Gibran ke partai yang berlambang pohon beringin itu.

Bahlil Lahadalia sebagai ketua umum akan menjadi eksekutor dari keputusan atau kebijakan ketua dewan pembina.

Semua akan terjawab dalam Munas Partai Golkar pada 20 Agustus 2024 mendatang.

Dan, karpet merah akan digelar dalam Rapimnas tatkala ada kemungkinan AD/ART Golkar diubah untuk memberi jalan kepada Bahlil dan Gibran atau Jokowi.*