BANDARLAMPUNG, TARGET.ID – Setali tiga uang, nasib Reihana Widjajanto dan Arinal Djunaidi sama-sama kena prank menjadi calon kepala daerah di Lampung. Kenyataannya, mereka sama-sama dilepas menjelang pendaftaran ke KPU.
Arinal adalah petahana Gubernur Lampung. Ia menjabat periode 2019-2024. Semula, harapan Arinal yang merupakan Ketua DPD I Partai Golkar Lampung untuk melanjutkan periode kedua, membuncah setelah mendapat surat instruksi dari partainya, Golkar.
Namun, di pertengahan jalan, muncul kabar bahwa Arinal akan ditarik ke pemerintahan Prabowo-Gibran. Namun, tidak berada di dalam kabinet.
Nama Arinal mulai santer disebut tidak akan diusung oleh Golkar. Apalagi setelah Airlangga Hartarto mundur dan diganti oleh Bahlil Lahadalia.
Arinal pun kena prank setelah DPP Partai Golkar pada akhirnya memberikan rekomendasi kepada pasangan lain, yakni Rahmat Mirzani-Jihan Nurlela pada Minggu 25 Agustus 2024. Hanya dua hari menjelang pendaftaran pasangan calon ke KPU 27-29 Agustus 2024.
Tentu, Arinal tidak bisa lagi melanjutkan kepemimpinannya sebagai Gubernur Lampung. Ia kandas di satu periode saja.
Kecuali muncul kejutan besar, misalnya Arinal bergabung dengan PDIP untuk diusung menjadi calon gubernur. Namun, kemungkinan ini sangat kecil.
Mungkin Arinal akan sedikit lebih nyaman jika benar-benar mendapat penugasan khusus dari pemerintahan Prabowo-Gibran. Kalau itu bukan prank lagi.
Nasib Reihana
Nasib Reihana sama dengan Arinal. Sama-sama kena prank: sudah menerima surat tugas namun tidak jadi diusung.
Semula, banyak orang kaget ketika Reihana berhasil mendapatkan surat tugas dari Gerindra. Semula dalam surat itu hanya tercantum “wakil wali kota”, namun kabarnya itu hanya salah ketik.
Reihana pun menggelar deklarasi besar-besaran. Namun, anehnya, deklarasi itu tidak dihadiri Rahmat Mirzani (Ketua DPD Gerindra Lampung) maupun Andika Wibawa (Ketua DPC Gerindra Bandar Lampung).
Saat jadwal pendaftaran ke KPU tersisa sehari, Gerindra akhirnya menentukan pilihan dengan memberi rekomendasi ke pasangan Eva Dwiana-Dedy Amarullah pada Senin 26 Agustus 2024.
Eva Dwiana-Dedy Amarullah sudah memborong hampir semua partai yang memiliki kursi di DPRD Lampung, seperti Gerindra (10), Nasdem (7), PKS (7), Golkar (6), PKB (5), Demokrat (5), dan PAN (4).
Yang tersisa hanya PDIP (6 kursi) dan partai non-kursi.
Reihana masih bisa menyelamatkan muka seandainya ia berpindah ke PDIP dan diusung menjadi calon wali kota. Namun, peluang ini sangat kecil, karena Eva Dwiana adalah kader PDIP dan Eva kabarnya sudah mendapat restu Megawati.
Begitulah politik. Tidak pandang bulu. Tidak melihat kucing hitam atau kucing putih. Yang penting kucing itu bisa menangkap tikus.*