Home Bisnis Penjelasan Menkeu Sri Mulyani Mengapa Rupiah Tembus Rp15 Ribu per Dolar AS

Penjelasan Menkeu Sri Mulyani Mengapa Rupiah Tembus Rp15 Ribu per Dolar AS

Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam keterangan resminya, Kamis (7/7/2022) menyampaikan penjelasan mengenai kondisi perekonomian Indonesia. Sebab, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat dalam beberapa hari terakhir menembus Rp15 ribu. (*)

KLIKTARGET.ID – Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam keterangan resminya, Kamis (7/7/2022) menyampaikan penjelasan mengenai kondisi perekonomian Indonesia. Sebab, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat dalam beberapa hari terakhir menembus Rp15 ribu.

Ekonomi Indonesia terutama dari sisi keuangan yakni nilai tukar rupiah, suku bunga, dan inflasi memang masih dalam keadaan dinamis. Namun, kondisi Indonesia dinilai masih cukup baik, setidaknya tercermin dari neraca transaksi berjalan.

“Beberapa indikator ekonomi, dalam situasi dunia yang seperti sekarang memang masih sangat akan dinamis. Namun Indonesia dari sisi neraca pembayaran, transaksi berjalannya cukup baik,” papar Sri Mulyani di Jakarta.

Tercatat neraca transaksi yang berjalan pada kuartal satu 2022 mengalami surplus, melanjutkan capaian akhir tahun 2021 yang juga surplus. Hingga akhir Mei 2022 cadangan devisa juga mencapai 135,6 miliar, setara dengan pembiayaan 6 bulan impor dan utang luar negeri pemerintah.

Hanya saja, Ia menyebut kebijakan Bank Sentral AS yang menaikkan suku bunga acuan dengan agresif, membuat investor lebih tertarik menanamkan dananya di sana. Sehingga, banyak aliran dana keluar (capital outflow) dari negara-negara emerging market, termasuk Indonesia.

“Dalam hal ini capital flow (outflow) barangkali yang terjadi karena dengan interest rate naik di AS, maka kemudian investor mencari aset yang aman atau interest rate-nya lebih tinggi,” jelas dia.

Terkait situasi yang terjadi, Sri Mulyani mengaku pemerintah akan terus melihat perkembangan dan indikator ekonomi dalam menyusun kebijakan. Dia memastikan, pemerintah akan terus menjaga stabilitas melalui belanja, penerimaan, dan pembiayaan.

“Umpamanya membantu dari sisi kebijakan mengenai perdagangan, investasi, ekspor-impor, distribusi. Karena itu persoalan yang terjadi dari inflasi sekarang ini, namun jika terdapat masalah sisi demand maka kami akan mengelolanya bersama-sama,” terang Sri Mulyani. (*)