BANDARLAMPUNG, TARGET.ID – Herman HN yang semula digadang-gadang menjadi Calon Gubernur Lampung nyaris tenggelam setelah partainya, Nasdem, berpindah ke lain hati.
Namun, sejatinya Herman HN belum habis. Selama janur kuning belum melengkung, ia masih memungkinkan maju Pilgub Lampung jika Nasdem berubah sikap, atau ia bergabung ke partai lain yang siap mengusungnya.
Herman HN adalah Wali Kota Bandar Lampung dua periode. Dalam survei lokal baru-baru ini, elektabilitas Herman HN mencapai 31 persen, hanya kalah dari Rahmat Mirzani Djausal yang 34 persen.
Bisa dikatakan Herman HN berimbang dengan Rahmat Mirzani karena selisih 3 persen masih dalam rentang margin error survei.
Selain itu, tingkat keterpilihan Herman HN lahir dari kesukaan laten, artinya ia merupakan sosok yang sudah sejak lama dikenal dan disukai oleh rakyat Lampung.
Bagaimana tidak, ia sudah dua kali mengikuti kontestasi pemilihan gubernur, 2014 dan 2019. Meski di kedua pilgub itu Herman HN kalah, namun basis massa pendukungnya bisa dikatakan loyal.
Selain itu, Herman HN sudah terbukti sebagai pemimpin dengan dua kali menjabat Wali Kota Bandar Lampung. Rakyat bisa melihat hasil kerja nyata Herman HN dan mengganjarnya dengan suara di atas 80 persen saat Pilwako Bandar Lampung.
Beda dengan Rahmat Mirzani. Ia adalah pemain baru dalam kontestasi pemilihan gubernur. Tingkat keterpilihan yang mencapai 34 persen tidak lahir secara laten.
Rahmat Mirzani baru dikenal berkat sosialisasi yang massif dalam waktu yang singkat melalui penyebaran spanduk dan baliho serta pengenaan di media sosial dan di media mainstream.
Rahmat Mirzani, yang saat ini menjabat Ketua DPD Partai Gerindra Lampung, sebelumnya adalah anggota DPRD Lampung yang pada Pileg 2024 lalu berhasil menjadi anggota DPR RI terpilih.
Bisa dikata, elektabilitas 34 persen itu lahir dari sosialisasi instan.
Jika saja ada lembaga survei yang mengukur elektabiltas head to head antara Herman HN dan Rahmat Mirzani, ada kemungkinan hasilnya akan berbeda. Bisa saja elektabilitas Herman HN lebih tinggi.
Sayang bagi Herman HN, Nasdem yang merupakan partainya (ia menjabat Ketua DPW Partai Nasdem Lampung), malah menjatuhkan pilihan ke Rahmat Mirzani.
Meski keputusan Nasdem itu masih berupa rekomendasi, belum dalam bentuk form B1 KWK, namun bagi Herman HN menjadi terpaan badai yang menghempaskannya jauih dari kontestasi Pilgub Lampung.
Lantas, apakah dengan demikian Herman HN sudah habis?
Sejatinya, Herman HN belum habis selama janur kuning belum melengkung. Selama parta-partai belum mengeluarkan surat form B1KWK atau selama partai-partai belum mendaftarkan ke KPU.
Pendaftaran pasangan Calon Gubernur Lampung ke KPU akan digelar pad a 27-29 Agustus 2024. Masih ada setidaknya 10 hari.
Herman HN berpeluang maju dalam Pilgub Lampung dengan beberapa kondisi.
Pertama, Nasdem berubah haluan dari semula mengusung Rahmat Mirzani berbalik arah mengusung Herman HN.
Namun, untuk kondisi pertama ini, Nasdem tetap harus berkoalisi dengan partai lain, sebab Nasdem hanya memiliki 10 kursi di DPRD Lampung.
Syarat partai atau gabungan partai mengusung pasangan calon adalah minimal 17 kursi.
Pada kondisi ini, Nasdem bisa berkoalisi dengan PDIP yang sudah menyiapkan Calon Wakil Gubernur Umar Ahmad. PDIP memiliki 13 kursi, bersama Nasdem total menjadi 23 kursi.
Atau, bisa pula Nasdem berkoalisi dengan partai lain seperti PKS (7 kursi) atau PAN (8 kursi).
Kedua, Nasdem tetap keukeuh mendukung Rahmat Mirzani. Pada kondisi ini, jika Herman HN ingin tetap maju dalam Pilgub Lampung, mau tidak mau ia harus keluar kandang.
Ada beberapa alternatif yang memungkinkan. Herman HN bergabung ke PAN tidak akan mengejutkan, sebab sebelumnya ia pernah menjadi kader PAN.
Dengan Herman HN lompat pagar menjadi kader PAN dan membuhulkan koalisi antara PDIP, maka total kursi menjadi: PAN 8 kursi PDIP 13 kursi, total 21 kursi.
Atau, Herman HN berubah haluan menjadi kader PKS dan berkoalisi dengan PDIP. Herman HN-Umar Ahmad memungkinkan mendaftar sebagai pasangan calon karena total kursi: PKS 7 kursi PDIP 13 kursi, total 20 kursi.
Jika saja Herman HN berhasil maju Pilgub Lampung, maka persaingan merebut kursi Gubernur Lampung akan menjadi sangat ketat.
Antara Rahmat Mirzani yang kemungkinan besar akan memilih Jihan Nurlela sebagai wakilnya, dengan Herman HN yang bisa saja memilih Umar Ahmad sebagai wakilnya.
Bahkan, memungkinkan pula akan muncul tiga pasangan calon. Pertama, Rahmat Mirzani-Jihan Nurlela (Gerindra, PKB, Demokrat, Nasdem). Kedua, Herman HN (PAN/PKS, PDIP). Ketiga, Arinal Djunaidi dengan wakil dari PAN atau PKS.*