KLIKTARGET.ID – Setelah mendapat tekanan dari berbagai sisi, Perdana Menteri Inggris Boris Jhonson akhirnya menyatakan mundur. Tokoh kampanye Brexit 2016 yang meraih kemenangan elektoral gemilang pada 2019 sebelum memimpin Inggris keluar dari Uni Eropa, mengumumkan pengunduran diri pada Kamis (7/7/2022) kemarin.
Pengunduran diri Boris Johnson dilakukan setelah dia ditinggalkan oleh para menteri dan sebagian besar anggota parlemen Konservatif karena serangkaian skandal.
Dalam pidato resminya, Johnson mengumumkan bahwa dia mengundurkan diri sebagai pemimpin Partai Konservatif tetapi berencana untuk tetap sebagai perdana menteri sampai penggantinya dipilih.
Pengunduran diri Jhonson ini disambut gembira Rusia karena Jhonson mendukung penuh Ukraina bahkan sampai mengirim persenjataan.
Bahkan sebelum Presiden Vladimir Putin memerintahkan invasi 24 Februari, Johnson telah berulang kali mengkritik Putin, menyebutnya sebagai kepala Kremlin yang kejam dan mungkin tidak rasional yang membahayakan dunia dengan ambisi gila.
Setelah invasi, Johnson menjadikan Inggris sebagai salah satu pendukung Ukraina terbesar di
Barat, mengirimkan senjata, menjatuhkan beberapa sanksi paling berat dalam sejarah modern terhadap Rusia dan mendesak Ukraina untuk mengalahkan angkatan bersenjata Rusia yang kuat.
Dia telah dua kali melakukan perjalanan ke Kiev untuk bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.
Dukungan Johnson terhadap Ukraina begitu kuat sehingga dia dikenal sebagai “Borys Johnsoniuk” oleh beberapa orang di Kiev. Dia terkadang mengakhiri pidatonya dengan “Slava Ukraini” – atau “Kemenangan untuk Ukraina”. (*)