Home Internasional Pandemi Mengubah Mimpi 45 Persen Manusia Jadi Lebih Buruk, Mengapa?

Pandemi Mengubah Mimpi 45 Persen Manusia Jadi Lebih Buruk, Mengapa?

KLIKTARGET.ID – Pandemi covid-19 yang terjadi lebih dari dua tahun ternyata telah menyebabkan 45 persen manusia lebih sering mengalami mimpi buruk. Data itu dirilis berdasarka studi “Journal of Sleep Research” dari Monash’s Turner Institute for Brain and Mental Health.

Peneliti utama, dosen dan psikolog di Monash’s Turner Institute Dr. Melinda Jackson dalam penjelasannya menuturkan, banyak yang melaporkan mengalami lebih banyak mimpi dan mimpi buruk daripada biasanya pada tahap awal pandemi covid-19.

“Mimpi-mimpi ini dijelaskan dalam definisi tinggi, yakni lebih hidup dan berwarna dari biasanya, dengan peningkatan kejernihan visual, tetapi sering kali memiliki perubahan yang aneh,” kata Melinda Jackson yang dikutip pada Sabtu (30/7/2022).

Lebih lanjut, Dr. Jackson mengatakan “mimpi pandemi” ini memiliki “valensi” atau nada yang lebih negatif, dengan peserta melaporkan lebih banyak mimpi buruk, memimpikan skenario menakutkan atau mengancam seperti perang dan bencana.

Mengapa pandemi menyebabkan perubahan dalam aktivitas mimpi?

Pada saat stres, ternyata normal untuk mengalami peningkatan aktivitas mimpi.

“Peningkatan dalam mimpi yang jelas dan mimpi buruk telah diamati setelah perang, bencana alam, dan serangan teroris seperti 9/11,” kata Dr. Jackson.

Teori “mimpi simulasi ancaman” menyatakan bahwa selama peristiwa yang membuat stres, mimpi kita mengandung konten dan citra yang mengancam untuk mempersiapkan kita menghadapi situasi yang mengancam kehidupan nyata.

Peningkatan hormon stres di otak mungkin memainkan peran kunci dalam perubahan aktivitas mimpi ini.

“Otak kita sebenarnya sangat aktif selama tidur gerakan mata cepat, tahap tidur di mana kita mengalami mimpi yang lebih aneh dan jelas. Daerah visuospasial otak kita menjadi super aktif, bersama dengan pusat emosi dan memori kita. Ini semua dapat meningkat pada saat stres, dan kita mendapatkan mimpi dan mimpi buruk yang meningkat,” kata Meaklim.

Bagi kebanyakan orang, gejala insomnia dan mimpi buruk akan mereda setelah stres dan kecemasan awal pandemi. Tapi, jika orang masih kesulitan tidur, klinik dan bantuan kesehatan lainnya seperti Healthy Sleep Clinic di Monash bisa membantu.

“Ada pengobatan berbasis bukti yang baik untuk insomnia dan mimpi buruk, jadi kami mendorong orang untuk mencari bantuan jika mereka masih kesulitan tidur,” kata Dr. Jackson. (*)