TARGET.ID – Lampung perlu gubernur atau wakil gubernur yang memiliki visi bisnis. Jika gubernurnya adalah birokrat atau politisi, maka idealnya wakil gubernurnya pengusaha. Atau sebaliknya.
Pemilihan Gubernur Lampung akan digelar 27 November 2024. Sejak sekarang, beberapa nama sudah kerap disebut sebagai calon gubernur.
Di antaranya, petahana Gubernur Lampung Arinal Djunaidi, mantan Wali Kota Bandar Lampung dua periode Herman HN, mantan Wagub Lampung Chusnunia, mantan Gubernur Lampung Ridho Ficardo, hingga Ketua DPD Gerindra Lampung Rahmat Mirzani Djausal.
Dalam empat periode terakhir, komposisi Gubernur-Wakil Gubernur Lampung tidak mengakomodasi kalangan pengusaha.
Pada periode 2004-2009 dan 2009-2014, Gubernur Lampung dijabat Sjachroedin Zainal Pagaralam yang berasal dari kepolisian. Ia pernah menjabat Kapolda Sumsel dan Kapolda Jabar.
Sedangkan wakilnya pada periode 2004-2009, Syamsurya Ryacudu, berasal dari kalangan akademisi. Wakil periode 2009-2014, Joko Umar Said, dari kalangan birokrat, mantan Wali Kota Metro.
Pada periode 2014-2019, Gubernur Ridho Ficardo didampingi Wakil Gubernur Bakhtiar Basri.
Ridho adalah politisi, ketika itu ia Ketua DPD Demokrat Lampung. Sedangkan wakilnya, Bachtiar Basri, merupakan birokrat, ia mantan Bupati Tulang Bawang Barat.
Pada periode 2019-2024, Gubernur Arinal Djunaidi didampingi Wakil Gubernur Chusnunia atau Nunik. Arinal adalah birokrat (mantan Sekprov Lampung) yang terjun ke politik dengan menjadi Ketua DPD Golkar Lampung.
Sedangkan Nunik yang saat ini menjabat Ketua DPW PKB Lampung, sebelumnya anggota DPR RI, menjadi Bupati Lampung Timur, hingga menjadi wakil gubernur.
Mengapa perlu pemimpin dari kalangan pengusaha? Pembangunan Lampung perlu akselerasi, khususnya di bidang ekonomi. Perlu sosok yang piawai untuk menggenjot pertumbuhan Lampung di sektor ekonomi.
Salah satu potensi besar Lampung adalah sektor pertanian. Lampung merupakan provinsi penghasil beras terbesar keenam se-Indonesia. Lampung juga penghasil kopi robusta terbesar se-Indonesia.
Di Lampung juga terdapat perusahaan perkebunan skala nasional, bahkan internasional. Misalnya, PT Sugar Group Companies, PT Gunung Madu Plantations, dan PT Great Giant Pineapple.
Potensi pertanian lain juga sangat besar, yang perlu digali dengan mendatangkan investor seluas-luasnya.
Potensi lain ada di sektor pariwisata. Lampung memiliki banyak destinasi wisata unggulan, baik pantai, bukit, hingga pegunungan.
Perlu upaya besar untuk mendatangkan investasi agar dunia pariwisata Lampung melesat ke tingkat nasional.
Gubernur atau wakil gubernur dari kalangan pengusaha menjadi keniscayaan jika Lampung ingin membuat lompatan pembangunan ke depan, bukan sekedar pembangunan yang biasa-biasa saja dan apa adanya.*